Iklan :

Kamis, 19 Mei 2011

Peluang Pasar Tepung Mocaf 600 ribu ton per tahun dari Indofood


Oleh : Ir. Dian Kusumanto

Awal bulan Maret 2011 kemarin saya mengikuti pertemuan tentang Ketahanan Pangan di Hotel Le Dian Serang Banten. Diantara pembicara yang tampil adalah Bapak Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian, yaitu Bapak Prof. Dr. Ir. Achmad Suryana MS. Yang sangat menarik dari pembicaraan beliau adalah informasi bahwa sebenarnya PT. Indofood, produsen Indomie, sudah lama menggunakan tepung Mocaf untuk produksi Indomienya, namun karena pertimbangan persepsi masyarakat konsumen, maka waktu itu belum dibuka. Kinilah saatnya membuka informasi itu, bahwa sebenarnya Indomie yang kita konsumsi itu sebagian tepung bahannya adalah tepung Mocaf.

Tepung Mocaf produksi Koperasi Loh Jinawi Trenggalek Jawa Timur


Hal ini jelas karena trend kenaikan harga pangan di luar negeri, khususnya Gandum, terus terjadi. Gandum adalah bahan dasar tepung terigu. Di dunia ini ada trend yang hamper sama, yaitu lahan-lahan pertanian pangan tergusur alias terkonversi menjadi lahan non pangan bahkan non pertanian. Setiap Negara sekarang terus mengalami kenaikan kebutuhan bahan pangan sedangkan ketersediaannya bukan semakin meningkat, sehingga langkah yang diambil rata-rata Negara di dunia ini adalah semakin membatasi ekspor bahan pangannya. Hal inilah yang menyebabkan trend kenaikan terus menerus harga pangan dunia.

Suasana Industri Kecil Tepung Mocaf di Jawa Timur

Kenaikan harga terigu akhirnya member harapan baru kepada komoditi penggantinya atau komoditi substitusinya seperti tepung mocaf dan tepung-tepung bahan ubi-ubian lainnya. Maka muncullah upaya-upaya kreatif untuk mengatasi trend yang kalau tidak diatasi akan mematikan usaha bidang pangan dengan bahan dasar tepun g terigu. Industri pangan berbahan tepung terigu ini sangat luas, mulai dari aneka jenis roti, aneka jenis mie, aneka kue-kue basah dan kering, dll. Industri-industri ini menggunakan tepung terigu dengan berbagai komposisi.

Proses perendaman irisan singkong agar terjadi proses fermentasi yang menggunakan BAL (bakteri asam laktat)

Kehadiran tepung Mocaf sebagai alternative substitusi tepung terigu memberi harapan baru bagi para pelaku industry pangan berbahan tepung terigu. Berbagai percobaan akhirnya dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa banyak peran substitusi tepung mocaf ini dalam pembuatan aneka pangan yang semula berbahan tepung terigu. Tentu saja belum semua peran tepung terigu bisa digantikan sepenuhnya. Dari beberapa hasil ujicoba penggantian tepung terigu dengan tepung mocaf dapat disampaikan daftar prosentasi substitusinya pada aneka produk pangan berikut.


Angka besaran import tepung terigu Indonesia sudah mencapai angka 6 juta ton tiap tahun. Oleh karena itulah maka sudah waktunya kita menghargai produk kita sendiri, yaitu dengan jalan mensubstitusinya atau menggantinya dengan tepung mocaf. Kepala Badan juga menginformasikan bahwa PT. Indofood memberi sinyal untuk menerima tepung mocaf dari para industry tepung mocaf sebesar 50.000 ton per bulan, atau sebesar 600.000 ton dalam setahun, atau 10 % dari volume import tepung terigu.
Untuk memproduksi 600.000 ton tepung mocaf per tahun, berarti diperlukan bahan baku ubikayu segar sebanyak 2,4 juta ton per tahun yang dipanen dari kebun singkong dengan luas sekitar 60.000 hektar . Hitungan tadi menggunakan asumsi rendemen ubi menjadi tepung 25 % dengan produktifitas lahan 40 ton/ha. Namun kalau kita menggunakan angka asumsi yang lebih optimis, misalnya rendemen 30% sedang produktifitas mencapai 60 ton/ha/12 bulan, berarti hanya perlu lahan sekitar 30.000 hektar, atau separuh dari asumsi yang pertama tadi.
Bibit stek ubikayu Adira yang siap angkut ke lahan petani di Nunukan Kalimantan Timur

Ayo ambil peluang ini segera! Mari berlomba-lomba untuk mencapainya!
Bagaimana menurut Anda??

Selasa, 17 Mei 2011

MENGIKAT BIBIT RUMPUT LAUT DENGAN TALI RAFIA UNTUK PRODUKSI YANG MAKSIMAL DAN PASTI


MENGIKAT BIBIT RUMPUT LAUT DENGAN TALI RAFIA UNTUK PRODUKSI YANG MAKSIMAL DAN PASTI

Oleh : Ir. Dian Kusumanto

Praktek budidaya rumput laut Eucheuma cottoni  oleh para petani rumput laut terbilang masih belum maksimal produksinya.   Para petani rumput laut di Kabupaten Nunukan biasanya sudah sangat gelisah, cemas  dan tidak tenang, penuh kekhawatiran, manakala usia penanaman sudah memasuki hari ke 45.  Apalagi  jika kondisi laut tempat penanaman terjadi gelombang yang agak besar atau arus gelombang yang kuat, para petani sering mengalami kegagalan.

Kegagalan panen terjadi karena rumput laut yang hampir dipanen ini terputus dan jatuh ke dasar laut serta terbawa arus gelombang.   Yang lebih parah lagi kalau tali fondasi juga ikut tercabut dan tergulung sehingga bisa menarik tali-tali milik tetangga pembudidaya.   Hal ini sering terjadi pada saat awal-awal budidaya rumput laut tahun 2008-2009.   Dari banyak pengalaman akhirnya para petani  semakin memperkokoh pancangan fondasi sehingga lebih kuat dan tidak terbawa oleh arus dan gelombang laut selama masa budidaya. 

Putus atau rontoknya rumput laut sebelum dipanen ini setelah diamati disebabkan karena tali yang digunakan untuk mengikat bibit ini rata-rata berukuran kecil dan berpotensi  menggigit, mencekik, menggerek dan memotong batang rumput laut.   Karena gelombang dan arus yang terus menerus maka rumput laut yang semakin besar ini juga ikut terombang-ambing, terhentak-hentak, tertarik-tarik.   Semakin kuat gelombang dan arus, semakin sering frekuensinya, maka semakin riskan memutus rumput laut.   Semakin bertambah umur maka rumput laut juga semakin besar dan berat  sehingga semakin riskan mengalami rontok atau putus


Rumput laut sebenarnya punya daya lentur dan elastisitas yang semakin baik dari waktu ke waktu pertumbuhannya.   Namun juga daya lentur dan elastisitas ini akan mencapai puncaknya pada umur tertentu dan setelah itu berangsur kurang pada umur budidaya selanjutnya.  Daya lentur elastisitas ini sering disebut sebagai gel strength.  Maksimalnya gel strength ini rata-rata tercapai pada umur antara 45-55 hari.   Maka pada saat inilah biasanya rumput laut itu lazimnya dipanen, setelah umur itu rumput laut sangat riskan mengalami patah atau terputus sehingga gagal panen.

Penyebab putusnya rumput laut menjelang panen ini dapat diidentifikasi sebabagi berikut :
1.       Bebannya semakin berat
2.       Menurunnya kelenturan dan kekenyalan (gel strength)
3.       Tali pengikat bibit yang kecil dan tajam sehingga menggigit, mencekik dan memotong
4.       Tali yang rapuh sehingga terputus

Foto-foto P4S PITU KAWERANG NUNUKAN

 Cabe Keriting
Tomat
Tomat umur 1 bulan
Memasang mulsa plastik
Panen Tomat Tia

Bos Geng P4S Pitu Kawerang